Sejarah Perkembangan SLB Ngeri A Kota Bandung
Bermula dari hasil penyelidikan M.J. Lenderink, direktur Institut to t Onderwijs aan Blindendalam tahun 1900 membuktikan bahwa jumlah tunanetra di Indonesia sangat besar. Penderitaan mereka hanya dapat diatasi dengan mendirikan lembaga pendidikan. Atas usulnya, maka Menteri jajahan J.F. Cremer membentuk panitia penyelidikan yang terdiri dari pejabat-pejabat pemerintah dan swasta. Dan akhirnya pada tanggal 26 April 1901 diresmikanlah awal usaha penyantunan tunanetra Indonesia oleh Jhr. E. Th. Van Bethem Van Berg, Dr. H.A. Weshoff, Ds. W. Van Lingen, R.A.A Soeria Atmadja dan lain-lain. Perkumpulan ini diberi nama “Vereniging tot Verbetering van het lot der Blinden in 6 Oost-Indie”, dengan Surat Keputusan Pemerintah Nomor 9 tanggal 6 Agustus 1901. Sebagai pelindungnya adalah Gubernur Jenderal W. Rooseboom. Pimpinan pertama dalam usaha ini dijabat oleh J.W. Van der Zanden yang diresmikan pada upacara pembukaan Bandoengsche Blinden Institute(Lembaga Rumah Buta Bandung) pada tanggal 16 September 1901 di Jalan Cicendo No. 2 Bandung. Dengan mengikuti perkembangan jumlah murid, pada bulan Mei 1902 Lembaga Rumah Buta pindah ke Jalan Braga Bandung. Saat itu Wakil Direktur Lembaga tersebut adalah Ny. Van Hoogeven Sterk, dan Dr. C.H.A Westhoff sebagai Pengawas Hariannya. Permulaan usaha tersebut menarik perhatian berbagai kalangan baik di dalam maupun luar negeri. Bantuan-bantuanpun berdatangan antara lain dari Negeri Belanda dan Raja Muangthai. Keberhasilan usaha ini digunakan untuk memulai pembukaan workshop.
Pada tahun 1902, K.A.R. Bosscha mendonasikan lahan seluas tiga bahu yang terletak di Burgemeester Coopsweg (kini Jl. Pajajaran) kepada yayasan untuk tunanetra bernama Blinden Instituut en de Werk Inrichting voor Blinde Inlanders te Bandoeng. Kemudian dibangunlah sebuah komplek rumah buta di lahan tersebut. Baru pada tahun 1903, komplek rumah buta ini selesai. Peresmian komplek ini dilakukan oleh Ketua Kehormatan Perkumpulan Residen bernama G. J. A. F. Oosthout yang kemudian diserahkan kepada Dr. C.H.A Westhoff yang saat itu menjadi ketua perkumpulan. Selanjutnya, banyak aktivitas-aktivitas terkait kaum tunanetra di Hindia Belanda. Salah satunya ialah pengajaran cara meraba, mencium, dan mencicipi yang memungkinkan para murid dapat mengetahui ilmu tumbuh-tumbuhan dan tanah.
Yayasan untuk tunanetra bernama Blinden Instituut en de Werk Inrichting voor Blinde Inlanders te Bandoeng merupakan tempat penampungan bagi orang buta yang dirawat di Rumah Sakit Cicendo. Kompleks rumah buta tersebut dikelola oleh seorang dokter mata berkebangsaan Belanda yang bernama Dr. C.H.A. Westhoff, yang menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Mata Cicendo dengan nama Koningen Wilhemina Gathuis voor Ooglijders pada waktu itu. Bandoengsche Blinden Institutuut (Lembaga Rumah Buta) menjadi cikal bakal Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian A (Tunanetra) Kota Bandung yang terletak di Jalan Pajajaran No. 52 Kota Bandung.
Pada Tahun 1952, pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mulai membuka Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB). SR dijadikan sebagai sekolah latihan untuk praktik pada pagi hari bagi mahasiswa SGPLB, khususnya spesialis bagi guru yang nantinya akan mengajar anak – anak tunanetra.
Pada Tahun 1956 pimpinan sekolah diganti oleh seorang lulusan SGPLB angkatan pertama yaitu Drs. Mustafa Matsam. Di bawah kepemimpinan beliau inikah citra sekolah mulai meningkat, terbukti dengan adanya siswa yang mengikuti Ujian Negara tingkat dasar dengan hasil yang memuaskan. Melihat hal tersebut, maka pemerintah mulai menilai bahwa siswa tunanetra juga mampu menerima pelajaran seperti halnya orang awas.
Pada Tahun 1962 pemerintah memberikan status negeri sekolah ini dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 03/ SK/ B/ III, 13 Maret 1962. Sistem pendidikan yang ada mulai dari tingkat persiapan (TK), Pendidikan Dasar (SD, SLTP).
Pada Tahun 1969 SLB Negeri A Kota Bandung bekerjasama dengan SPGN 2 Bandung membuka kelas yang berlokasi di SLB ini. Hal ini berlangsung sampai Tahun 1982, selanjutnya karena tidak memungkinkan lagi, SPG Integrasi ditutup dan diganti dengan pendidikan kejuruan musik setingkat SLTA. Kegiatan pendidikan ini berlangsung sampai sekarang. Selain menjadi pioner dalam layanan penddidikan khusus, SLB Negeri A menjadi salah satu sekolah yang mendorong sistem pendidikan terpadu (integrasi) dengan mendorong peserta didik tunanetra untuk bersekolah di sekolah umum.
Pada Tahun 1976, Bapak Drs. Mustafa Matsam mutasi menjadi pengawas PLB Jawa Barat di Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, selanjutnya pimpinan diganti oleh Bapak I Gede Suwardja sampai Tahun 1987 (pensiun) diganti oleh Ny. Siti Rusni Arinah dari Tahun 1987 s.d. 1992 (pensiun), kemudian Tahun 1993 digantikan oleh Bapak Drs. Nandang Suryana Tahun 2001 (diangkat menjadi Pengawas PLB), Tahun 2001 s.d. 2002 oleh PLH Hinayat, S. Pd. kemudian digantikan oleh Drs. Rahmatullah s.d. 2004 (mutasi ke-SLB Cileunyi), Tahun 2004 Bulan Mei 2008 dijabat oleh Dr. H. Ahmad Basri Nursikumbang (pensiun), 01 Mei 2008 s.d. 09 Desember 2009 dijabat oleh Bapak Tito Suharwanto, S. Pd., S. IP, M. Si. sebagai PLH, digantikan oleh Bapak Endang Kohar, S. Pd. s.d. 31 Januari 2012, 01 Februari 2012 dijabat oleh Bapak Drs. H. Heryanto Amuda, M. Phil., SNE. s.d. Juli 2015 rotasi kepala sekolah ke SLB Negeri Cicendo Kota Bandung. Terhitung tanggal 24 Juli 2015 dijabat oleh Bapak Hinayat, S. Pd. s.d. bulan September 2017. Sehubungan dengan kepala sekolah depinitive belum ada, maka tugas kepala sekolah ditugaskan kepada Kurnaeni, S.Pd., M.Phil. SNE sebagai Pelaksana Tugas (Plt kepala Sekolah dan Wawan., M.Pd sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah dari bulan September 2017 sampai dengan tanggal 20 Maret 2018. Terhitung sejak tanggal 20 Maret 2018 Gubernur Jawa Barat melantik Wawan M.Pd sebagai kepala sekolah devinitif di SLB negeri A Kota Bandung hingga sekarang.
Bandoengsche Blinden Institutuut (Lembaga Rumah Buta Bandung) yang sekarang menjadi SLB Negeri A kota Bandung merupakan sekolah penyelenggaraan pendidikan khusus atau dulu dikenal dengan istilah pendidikan luar biasa yang tertua se-Asia Tenggara bahkan merupakan salah satu sekolah terbesar khusus untuk tunanetra di Indonesia. SLB Negeri A kota Bandung merupakan cikal bakal sekolah penyelenggaraan pendidikan khusus di Indonesia. Dengan segala dinamika perkembangannya sampai sekarang SLB Negeri A kota Bandung tetap konsisten menjadi sekolah bagi penyandang disabilitas khususnya tunanetra. Hal ini menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat dan pemerintah bahwa SLB Negeri A kota Bandung merupakan situs sejarah yang memiliki nilai historikal yang begitu sangat berarti bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, sehingga cita-cita luhur para pendiri bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud melalui pemerataan kualitas pendidikan.
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sejak di dirikannya SLB Negeri A kota Bandung yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi tunanetra, dalam perkembangannya SLB Negeri A kota Bandung dijadikan laboraturium dalam pengembangan keilmuan. Pada 25 April 1946 mulailah dirintis sekolah khusus untuk orang buta yang dikenal dengan nama Sekolah Rakyat Istimewa (SRI) yang dipimpin oleh Ny. Giester. Namun pada tahun 1949 beliau kembali ke Belanda dan jabatannya diganti oleh Ny. Brusel I De Bruine masih berkebangsaan Belanda, pada masa inilah pemerintah mulai melirik kemajuan sekolah ini.
Pada tahun 1952, pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mulai membuka Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB). Sekolah Rakyat dijadikan sebagai sekolah latihan untuk praktik pada pagi hari bagi mahasiswa SGPLB, khususnya spesialis bagi guru yang nantinya akan mengajar anak-anak tunanetra. Artinya sejak awal perkembangannya SLB Negeri A kota Bandung sering dijadikan tempat penelitian oleh berbagai Perguruan Tinggi baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Hampir setiap tahunnya beberapa Universitas melakukan penelitian dan pemagangan tenaga profesional di SLB Negeri A kota Bandung, seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas islam Nusantara (UNINUS), Universitas Telkom dan lain-lain. Selain menjadi pusat penelitian juga sebagai tempat kunjungan dan observasi dari perorangan maupun lembaga atau instansi dari pemerintah dan swasa, baik dalam negeri dan luar negeri ketika mengkaji pendidikan khusus dan ketunanetraan.
Sebagai lembaga layanan pendidikan SLB Negeri A kota Bandung dijadikan tempat kegiatan pendidikan, pelatihan pemagangan dan praktek kerja bagi peserta didik, profresional, tenaga pendidik maupun tenaga fungsional di lembaga pemerintah, seperti pengawas sekolah, pegawai fungsional di lingkungan provinsi atau kota/kabupaten di dalam negeri. Melihat begitu besar peran sekolah SLB Negeri A kota Bandung bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa khususnya ketunanetraan.
Layanan Pendidikan dan Peserta Didik
Layanan pendidikan di SLB Negeri A Kota Bandung diberikan kepada seluruh peserta didik dengan berbagai keberagamana kebutuhan, kondisi fisik, intelegensi, sosial, dan potensi. Mulai dari kondisi ketunanetraan yang beragam yaitu low vision dan totaly blind, kondisi intelegensi mulai dari anak dengan keberbakatan dan kecerdasan istimewa sampai pada peserta didik yang multiply disability of visual impairment (MDVI) atau tunanetra dengan hambatan/kedisabiitasan lainnya, seperti tunanetra-tunagrahita dan lainnya. Selain kondisi fisik dan intelegensi, SLB Negeri A Kota Bandung juga menerima peserta didik dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi yang ada dimasyarakat. Sehingga cita-cita pemerataan kualitas layanan pendidikan bagi masyarakat khususnya bagi penyandang disabilitas dapat dilayani secara maksimal di SLB Negeri A Kota Bandung. Rata-rata peserta didik pada tiap tahunnya mencapai seratus orang di bagi dibergai jenjang mulai dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Perbandingan jumlah peserta didik berdasarkan ketunanetraan di SLB Negeri A kota Bandung dengan jumlah peserta didik low vision sebanyak 51% dan peserta didik tunanetra total sebanyak 49%. Tenaga pendidik dan Program keterampilan unggulan
Sebagai salah-satu lembaga pendidikan, sekolah harus mampu memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada keterampilan yang mengarah kesiapan peserta didik dalam menjalani kehidupan dimasyarakat salah satunya adalah keterampilan mengarah pada dunia kerja. Selain mengarah pada dunia kerja program—program di sekolah harus mampu mengembangkan minat, bakat dan potensi peserta didik. Dengan berbagai sumber daya yang ada di SLB Negeri A Kota Bandung melakukan pengembangan kurikulum dengan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Jumlah tenaga pendidik di SLB negeri A Kota bandung berjumlah 39 orang, dengan kompoisi 1 orang lulusan S3, 7 orang lulusan S2 dan 31 orang lulusan S1, sedangkan tenaga administrasi berjumlah 3 orang dan dibantu dengan tenaga kontrak atau pegawai tidak tetap. SLB Negeri A Kota Bandung melakukan pengembangan program keterampilan yang menjadi unggulan yaitu Seni Pertunjukan dan Teknik Informatika dan Komputer. Program keterampilan unggulan ini menjadi daya tarik bagi tunanetra yang ada di Indonesia yang menjadikan salah-satu tujuan tempat mengenyam pendidikan. Program keterampilan seni pertunjukan mengarahkan pada kurikulum 2013 dengan kompetensi tunanetra yang mampu memiliki keahlian di bidang seni musik dimana keahlian yang didapat bisa di aplikasikan dalam dunia industri, akademik maupun keterampilan pribadi dibidang seni musik. Program teknik informatika dan komputer merupakan salah satu pengembangan program keterampilan dalam menghadapi tantangan dunia kerja bagi disabilitas netra dan program keterampilan yang terfokus di bidang Teknologi Informatika dan Komputer. Seiring dengan kesempatan dan perluasan lapangan pekerjaan khusunya dibeberapa lembaga pemerintah maupun swasta. Sekolah seyogyanya harus mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat sehingga mampu mengimbangi kemajuan yang terjadi di masyarakat.
Kedua program keterampilan ini menjadi program unggulan yang diselenggarakan di SLB Negeri A Kota Bandung. Dimana kedua program ini dilaksanakan di satuan pendidikan SMALB namun masih terintegrasi dalam program persiapan keterampilan ini di satuan pendidikan SDLB dan SMALB. Sehingga program unggulan ini terpadu dalam sebuah sistem pelayanan pendidikan di SLB Negeri A Kota Bandung. Hal ini merupakan keunggulan dari SLB Negeri A Kota Bandung sehingga peserta peminat ke sekolah ini sangat banyak mulai dari lokal, regional hingga nasional begitu pula dengan banyaknya akademisi yang mempelajari program keterampilan yang dilaksanakan di SLB Negeri A Kota Bandung.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasana merupakan salah satu elemen terpenting dalam berlangsungan nya layanan pendidikan di sekolah. Kondisi sarana dan prasana ditinjau dari sudut pandang standal minimum pelayanan bisa dikatakan jauh dari standar layanan sarana dan prasarana. SLB Negeri A Kota Bandung memiliki empat gedung layanan yang dipergunakan dengan luas bangunan keseluruhan 1650 m³. Dengan penggunaan gedunga A untuk ruang kepala sekolah dan ruangan tenaga administrasi sekolah atau tata usaha. Gedung B terdiri dari ruang guru, ruang kelas SMALB, ruang keterampilan seni musik, ruang komputer, ruang percetakan, ruang kantor pusat sumber, ruang kesiswaan/OSIS, ruang mushola, tempat parkir, taman dan ruang wakil kepala sekolah. Di gedung C terdiri dari ruang kelas TKLB, ruang kelas SDLB, ruang kelas SMPLB, ruang ADL, ruang olahraga indoor, ruang caraka, toliet dan ruang layanan pusat sumber. Gedung D terdiri dari ruang kelas SMPLB dan SMALB. Sedangkan diluar gedung tersebut sekolah bermitra dengan lembaga lain dalam mengelola ruang perpustakaan.
Kondisi jumlah ruangan kelas di SLB Negeri A Kota Bandung tidak berbanding lurus dengan kebutuhan rombongan belajar, hal ini mengakibatkan penumpukan di dalam satu ruangan yang digunakan lebih dari satu rombongan belajar. Begitu juga dengan kondisi bangunan fisik yang sebagin besar sudah dalam kondisi yang memprihatinkan dan sampai tidak layak digunakan. Selain kondisi fisik juga, sarana dan prasarana penunjang lainnya yang belum ada atau berkekurangan dan belum standarnya sarana dan prasarana yang ada sebagai penunjang pemberian layanan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik SLB Negeri A Kota Bandung, seperti kurangnya jumlah ruangan kelas, ruangan penunjang keterampilan seperti ruang ADL, ruang pertunjukan, aula, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, guest house, dan lainnya. Selain ruangan juga media dan alat pembelajaran yang masih jauh dari standar seperti alat musik tradisional, alat musik modern, peralatan olahraga, peralatan orientasi dan mobilitas, perlengkapan komputer, sistem jaringan audio dan komunikasi terpadu dan lainnya
Pusat Sumber Penyelengaraan Pendidikan Inklusif
Seiring dengan perkembangan penyelengaraan sistem pendidikan di Indonesia. SLB Negeri A Kota Bandung sebagai lembaga pusat sumber (resource center) juga harus mampu menjadi lembaga yang memberikan support system dan profesional system terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan. Penyelengaraan sistem pendidikan inklusif merupakan upaya pemerintah dalam melaksanakan peningkatan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Sejak tahun 2005 SLB Negeri A Kota Bandung telah menjadi pusat sumber pengembangan pendidikan jasmani adaftif di Provinsi Jawa Barat. Pada perkembangannya, seiring dengan bergulirnya sistem pendidikan inklusif di indonesia yang dicanangkan sejak tahun 2006, SLB Negeri A Kota Bandung mendapatkan tugas tambahan sebagai pusat sumber (resource center) bagi penyeleggaraan pendidikan inklusif di Jawa barat khususnya dan umumnya di Indonesia.
Di tahun 2009 SLB Negeri A Kota Bandung menjadi lembaga pusat sumber (resource center) yang memberikan support system dan profesional system terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan inklusif yang mencakup wilayah kerja kota bandung Khususnya dan Jawa Barat umumnya. Sebagai support system atau sistem pendukung, pusat sumber (resource center) menyelenggarakan layanan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan dalam memberikan dukungan bagi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI), selain supporting system pusat sumber (resource center) menjadi profesional system, dengan menyediakan tenaga profesional dalam memberikan layanan yang ramah bagi peserta didik. Pendidikan inklusif telah memberikan ruang yang lebih leluasa kepada orangtua dalam memilih sistem pendidikan yang tepat bagi anaknya.
Pusat Sumber (resource center) SLB Negeri A Kota Bandung telah memberikan segala daya dan upayanya untuk melaksanakan peran dan fungsinya dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif khusunya di kota Bandung. Seperti berperan aktif dalam pendeklarasian Kota Bandung sebagai Kota Inklusif, lembaga partner dalam tim kelompok kerja pendidikan inklusif dinas pendidikan kota Bandung, pelaksanaan dan pengawalan penerimaan peserta didik baru (PPDB), melaksanakan advokasi kepada orangtua, guru, kepala sekolah, sekolah dan warga sekolah. Memberikan layanan asesmen, pendampingan, penyedian guru pembimbing khusus, pendidikan dan pelatihan bagi penyelenggara pendidikan inklusif serta dengan menjalin kemitraan dan kerjasama profesional kepada peorangan maupun lembaga pemerintah dan swasta dalam menjadikan pusat sumber (resource center) sebagai profesional system.
PRESTASI
SLB Negeri A Kota Bandung sebagai salah satu sekolah layanan pendidikan khusus di Indonesia yang telah berdiri sejak lama tentunya dengan segala kondisi dan potensi yang ada tidak terlepas dari eksistensi dan aktualisasi dalam wujud prestasi yang dimiliki. Potensi dan sumber daya yang ada menjadi daya dukung dalam peningkatan kualitas layanan yang bisa digambarkan pada pencapaian-pencapaian sekolah. Sebagai sekolah dengan akreditasi “A” tentunya memiliki berbagai prestasi dan penghargaan di berbagai bidang yaitu akademik dan non akademik yang dicapai oleh peserta didi, kepala sekolah, tenaga pendidik dan tenaga administrasi sekolah baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.
Dalam waktu kurun dari dua tahun, SLB Negeri A Kota Bandung telah meraih berbagai prestasi diantaranya:
Pertukaran pelajar pada Kegiatan ACCESS yang diselengarakan atas kerjasama Kedutaan Amerika Serikat
Partisipasi Nasional Rampak Kendang Acara PEPARNAS 2016
Juara 1 Cabang Goal Ball Pada Pekan Paralimpic Nasional (PEPARNAS) Tahun 2016
Juara 2 Cabang Atletik Lari Pada Pekan Paralimpic Nasional (PEPARNAS) Tahun 2016
Juara 1 Cabang Judo Pada Pekan Paralimpic Nasional (PEPARNAS) Tahun 2016
Juara 2 Lomba Festival Teater Inklusif Bandung Raya Tahun 2016
Juara 2 Lomba Menulis Cerpen Tingkat SMALB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Juara 2 Lomba Bercerita Tingkat SDLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Juara 3 Lomba Menulis Sinopsis SMPLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Juara 3 Menyanyi SMPLB/SMALB Festival Dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLSN) Tingkat Provinsi Jawa Barat, Tahun 2016
Juara 1 Gurdek Tk. Gugus Kota Bandung, Tahun 2017
Juara 1 Gurdek Tk. Prov. Jawa Barat, Tahun 2017
Juara 1 Gurdek Tk. Nasional Kategori PK-PLK (A.N Wawan M.Pd) Th. 2017
Juara 1 Catur Pada O2SN Tk. Gugus Kota Bandung Th. 2017
Juara 2 Lomba Menyanyi Festival Dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLSN) Tk. Prov. Jawa Barat Th. 2017
Juara 2 Atletik Di Pekan Paralympic Pelajar Nasional (PEPARDA) September, 2017
Peserta (Gugus) Tergiat pada Kegiatan Gerakan Pramuka Anak berkebutuhan Khusus tingkat Provinsi tahun 2017
Juara 1 Kategori Seni Tradisional Pada Kegiatan Festival Sni Anak Berkebutuhan Khusus Prov. Jawa Barat, November 2017
Juara 1 Lomba Shoot Down, Juara 2 Volly Putri Pada Kegiatan Pekan Olahraga Guru Kota Bandung, Desember 2017
Berhasil Mencapai Puncak Gn. Manglayang (1818 Mdpl) Pada Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember 2017
Selain meraih prestasi dibidang akademik dan non-akademik juga sekolah aktif ikut serta dalam berbagai kegiatan pendidikan, sosial dan lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dalam rangka peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik maupun pengembangan tenaga pendidikan dan tenaga administrasi sekolah. Prestasi potensi secara kelompok maupun secara individu ditunjukan dengan seringnya mengisi acara di berbagai kegiatan pemerintah dan swasta dalam bentuk pentas seni maupun skill individu sebagai hasil dari proses pembelajaran, seperti tim rampak kendang, grup band, vokal grup, solo vokal, baca tulis Al-Quran dan lainnya.
Layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik di SLB Negeri A Kota Bandung tentunya harus mengasilkan lulusan (output) yang memiliki keterampilan kecakapan hidup di masyarakat, sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam rangka memberikan kontribusi dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dari berbagai macam keberagaman kondisi dan potensi yang ada pada peserta didik, setelah melalui perjalanan panjang di SLB Negeri A Kota Bandung hasil lulusan terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu bagi peserta didik MDVI setelah lulus dari SLB Negeri A Kota Bandung setidaknya memilki keterampilan kecakan hidup dalam hal Activity Of Dialy Living(ADL) atau kemandirian dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu hidup tanpa tergantung orang lain. Adapun peserta didik setelah mendapatkan pendidikan dasar di SDLB atau SMPLB yang melanjutkan ke pendidikan menengah atas di sekolah penyelenggara sistem integrasi ataupun sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di SMP dan SMA baik negeri maupun SMA/SMK.
Sebagian besar peserta didik melanjutkan ke jenjang akademik di perguruan tinggi dengan memilih peminat di berbagai bidang, seperti seni, ilmu sosial, keguruan, bahasa, hukum, agama daln lainnya. Banyak lulusan dari SLB Negeri A Kota Bandung melanjutkan di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta seperti Universitas Pendidikan indonesia (UPI) Bandung, Universitas Isalam Nusantara (UNINUS), Universitas Brawijaya, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB), STKIP Siliwangi, Art Therapy Centre Widyatama dan lainnya. Setelah melanjutkan di perguruan tinggi banyak alumnus dari SLB Negeri A Kota Bandung yang mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya dan menunjukan kemampuannya dalam pencapaian akademik di tingkat sarjana (S1), magister (S2), dan tiga orang telah menyelesaikan program doktor (S3), rata-rata mereka telah hidup mandiri bekerja pada bidangnya masing-masing.
Selain melanjutkan di jenjang akademik di perguruaan tinggi, lulusan dari SLB Negeri A Kota Bandung juga melanjutkan di dunia kerja sesuai dengan bidang keahlinya. Diantaranya bekerja di industri musik, Bank swasta di bagian costumer cervice dan marketing produk, dan diberbagai instansi pemerintahan maupun perusahan swasta. Beberapa lulusan SLB Negeri A Kota Bandung juga banyak yang melanjutkan di Panti rehabilitasi untuk mendapatkan keahlian dibidang lainnya, selain itu ada yang secara mandiri melajutkan berwirausaha dengan menjadi pedagang dan pengusaha serta ada juga yang melajutkan ke jenjang pernikahan. SLB Negeri A Kota Bandung terus berupaya untuk peningkatan kualitas kompetensi lulusan agar siap bekerja di berbagai intasi/lembaga dan perusahaan pemerintah dan swasta. Hal ini untuk mengimbangi perkembangan tuntutan zaman di era globalisasi dan pasar bebas. Tentunya dalam upaya mendorong implementasi pelaksanaan Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Oleh: Rian Ahmad Gumilar, S. Pd
(Guru Program Khusus Orientasi, Mobilitas, Sosial, dan Komunikasi (OMSK) SLB Negeri A Kota Bandung)
sumber :https://slbnabandung.sch.id/?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20Singkat
0 komentar:
Posting Komentar